Minggu, 19 Februari 2012

Motor Starter

0 komentar
Setelah kemarin saya membahas tentang cara pembuatan laporan magang,
saat ini saya saya ingin menulis tentang Motor Starter......

Motor starter

Sebuah starter adalah motor listrik yang diperlukan untuk menyerahkan mesin untuk memulainya.
Sebuah starter terdiri dari motor DC sangat kuat listrik dan solenoid starter yang terpasang ke motor (lihat gambar).
Sebuah motor starter memerlukan sangat tinggi saat ini untuk engkol mesin, itu sebabnya itu terhubung dengan baterai dengan kabel besar (lihat diagram yang lebih rendah).
Kabel (ground) negatif menghubungkan "-" terminal baterai ke blok mesin dekat dengan starter.
Kabel positif menghubungkan "" terminal baterai ke    solenoid starter.
The starter solenoid bekerja sebagai saklar listrik - ketika ditekan, menutup sirkuit dan menghubungkan motor starter dengan baterai. Pada saat yang sama, mendorong gigi starter maju untuk mesh dengan roda gila mesin.

Cara kerja sistem mulai:
Saat Anda memutar kunci kontak ke posisi "Start", tegangan baterai berjalan melalui sirkuit kontrol starter dan mengaktifkan solenoid starter, yang pada gilirannya memberi energi pada motor starter. The engkol motor starter mesin.
Sebuah starter hanya dapat dioperasikan bila shifter transmisi otomatis di "Park" atau "netral" posisi atau jika mobil memiliki transmisi manual, ketika pedal kopling ditekan.
Untuk mencapai hal ini, ada keselamatan Netral saklar dipasang pada transmisi otomatis, (atau di kopling pedal).
Ketika transmisi otomatis tidak di "Park" atau "Netral" (atau ketika pedal kopling tidak tertekan), saklar keamanan netral terbuka dan starter relay memutus rangkaian kontrol starter.



Pada saat motor Switch On
Apabila starter switch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui
hold in coil ke massa dan dilain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui
armature. Pada saat in hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah
yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut
sama.Seperti pada gambar diatas.
Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak kea rah menutup main
switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch kea rah posisi
berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai
berikut:
Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
Baterai→terminal 50→pull in coil→field coil→armature→massa
Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu , relative kecil maka
armature berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada kendaraan ini kontak plate belum menutup main switch.
 
Pada saat Pinion Berkaitan Penuh
Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear , kontak plate akan mulai
menutup main switch, lihat gambar diatas, pada saat ini arus akan mengalir
sebagai berikut:
Baterai→terminal 50→hold in coil→massa
Baterai→main switch→terminal c→field coil→armature→massa
Seperti pada gambar diatas di terminal C ada arus , maka arus dari pull in coil
tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil
saja. Bersama dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke field
coil→armature→massa melalui main switch. Akibatnya starter dapat menghasilkan
momen punter yang besar yang digunakan memutarkan ring gear. Bilaman mesin
sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan armature melalui pinion.Untuk
menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling sarter akan
membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.

Pada saat starter Switcf OFF.
Sesudah starter switch dihidupkan ke posisi off, dan main switch dalam keadaan
belum membuka (belum bebas dari kontak plate).Maka aliran arusnya sebagai
berikut:
Baterai→terminal 30→main switch→terminal C
Field coil→armature→massa
Oleh karena starter switch off maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus
dari teminal 50 melainkan dari teminal C.Sehingga aliran arusnya akan menjadi:
Baterai→terminal 30→main switch→terminal C
Pull in coil→Hold in coil→massa
Karena arus pull in coil berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan juga
berlawanan sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal iini mengakibatkan
kekuatan return spring dapat mengembalikan kontak plate ke posisi
semula.Dengan demikian drive lever menarik sarter clutch dan pinion gear terlepas
dari perkaitan .
Pemeriksaan MOTOR STARTER Kendaraan
Motor starter merupakan bagian yang sangat penting dari kendaraan, jika terjadi kerusakan kita akan dibuat kerepotan olehnya. Agar kita tahu letak kerusakan juga nggak dikibulin oleh bengkel "nakal" maka perlu sekali kita tau cara pemeriksaan motor starter. Dari berbagai "artikel" kendaraan yang saya pelajari dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan motor starter meliputi :
  1. Pemeriksaan Komutator, meliputi :
a. Pemeriksaan kebersihan dari komutator
jika kotor bersihkan dengan amplas ukuran # 400
b. Run Out
jika keolengan melebihi 0,05 mm ratakan dengan mesin bubut
c. Kedalaman alur
jika kedalaman alur kurang dari 0,2 mm perbaiki dengan mata gergaji
2. Armature coil, meliputi :
a. Kontinuitas kumparan
kondisi baik bila ada kontinuitas antar ujung kumparan
b. Ground test
kondisi baik bila tidak ada kontinuitas
3.
Field coil, meliputi :
a. Periksa kontinuitas srikuit field coil
kondisi baik bila ada kontinuitas antar ujung kumparan
b. Ground test, baik bila tidak ada kontinuitas
4. Sikat, meliputi :
bila panjang sikat kurang dari 8,0 mm maka sikat harus diganti
5. Pemegang sikat

pastikan pemegang sikat (+) dengan (-) tidak ada kontinuitas
6.
Magnetic switch
a. Kembalinya plunyer
kondisi baik bila plunyer ditekan segera kembali
b. Pull in coil test
periksa hubungan antara terminal 50 dengan C.kondisi baik bila ada kontinuitas.
c. Hold in coil test
periksa hubungan antara terminal 50 dan body. jika ada kontinuitas berarti Baik
7. Pemeriksaan Tanpa beban

jika pemeriksaan awal dari 1 sampai 6 telah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji tanpa beban. maksudnya disini adalah pemeriksaan motor starter tanpa dipasang pada kendaraan. adapun pemeriksaan ini dilakukan dengan:
a. menghubungan terminal negatif baterai dengan body motor starter
b. Menghubungkan terminal positif baterai dengan terminal 30 motor starter (biasanya baut terminal 30 lebih panjang dibanding dengan baut terminal C)
c. Sebagai gantinya kunci kontak maka hubungkan terminal 30 dengan terminal    50.
d. Ketika terminal 30 dihubungkan dengan terminal 50 maka pada plunyer akan terlempar dilanjutkan dengan berputar.

Kerusakan Starter Motor dan Solusinya :
1. Jika Motor Starter tidak bertenaga ( ngek..ngek.), penyebab yang paling sering adalah arus yang mengalir ke motor starter kecil sehingga tidak kuat memutar motor starter, solusinya periksa kabel atau terminal aki ke starter atau kebalikannya, bisa juga karena arus aki udah lemah, periksa tegangan aki.
2. Motor starter bersuara , penyebab paling umum adalah roda gigi kecil ( bendix) pada motor starter yang memutar flywheel pada mesin distart udah aus atau rusak, solusi ganti bendix dengan yang baru.
3. Jika Motor Starter tidak mau distart ( bunyi tek..tek..), penyebab paling umun adalah arus switch (solenoid) starter yang sudah lemah, dan bisa juga dari strum kunci kontak yang sudah lemah arusnya, bisa ditambah relay untuk memperbesar arusnya.

Tipe Starter ada beberapa jenis :
1. DD ( Direct Drive)
Contoh : Kijang 3K-5K, Starlet 1E, Avanza 1.3L, Xenia 1.0L dll.
2. PLGR ( Platenary Gear Reduction )
Contoh : Kijang 7K, Great Corolla, Daihatsu Taruna, dll.
3. OSGR ( Offset Gear Reduction )
Contoh : Cressida, Corona 2.0L, Grand Civic, Crown 3.0L, dll.
4. PMGR ( Permanet Magnet Gear Reduction )
Contoh : Mercy 190E, 230E, 300E, BMW E36, E39, dll.
5. ( Permanet Magnet Direct Drive )
Contoh : Hyundai Matrix, Hyundai Getz, dll.
6. PMOSGR ( permanet Magnet Offset Gear Reduction ).
Contoh : Honda New Accord, Honda New Civic dll.

Secara Umum, Tipe Starter PLGR, OSGR, PMGR, PMDD, PMOSGR mempunyai gigi starter kecil lebih dari 1 biji, yang berakibat jika motor starter berputar maka gigi starter akan berputar lebih dari satu kali ( 2-3 kali), sedangkan tipe DD cuma sekali berputar. Kelebihan yang lain suara motor lebih halus, dan lebih bertenaga. Untuk ukuran Starter dipakai kV, semakin besar kV suatu starter, maka semakin kuat tenaga yang dihasilkan.
 
 Cara Pembongkaran Motor Starter
1. Lepas Tutup Swit Magnet
2. Lepas Tutup Magnet
(a) Lepas mur dan tutup swit magnet
(b) Lepas mur, dan lepas kabel timah dari terminal swit magnet
(c) Kendorkan 2 mur pengikat swit magnet pada rumah starter
(d) Tariklah swit magnet, kemudian sambil mengangkat bagian depan swit magnet lepas kaitan  plunyer dari tuas penggerak dan lepas swit magnet
(e) Lepas tutup plunyer 
3. Lepas Field Frame Dan Armature
    Lepas 2 baut panjang, dan tarik field trame keluar bersama-sama dengan armatur
4. Lepas Comutator End Frame
    Lepas 2sekerup dengan ring-O dan comutator end frame.
    Tekanlah kabel timah ketika melepas comutator end frame
    PERHATIAN: Untuk mencegah tersangkutnya pemegang sikat pada pelindung debu, tariklah
    comutator end frame dengan arah miring.
(a) Menggunakan obeng, tekanlah pegas dan lepas pemegang sikat
(b) Lepas 4 sikat dan pemegang sikat
5
5. Lepas Armature Dari Field Drame
6. Lepas 2 Ring-O Dari Field Frame
7. Lepas Tuas Penggerak Dan Kopling Starter Bersama-sama Dengan Predam Kejutan Dari Rumah Starter
8. Lepas Gigi Planetari
    Lepas komponen-komponen berikut dari predam kejut
(1)  Plat
(2) 3 gigi planetari
(3) Washer plat
9. Lepas Kopling Starter
(a) Menggunakan obeng, lepas stop collar kearah kopling starter
(b) Menggunakan obeng, ungkit snap ring
(c) Lepas stop coller dan kopling starter dari poros planetari
10. Lepas Poros Planetari Dan Gigi Dalam
(a) Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring dan washer plat
(b) Lepas poros planetari dan washer plat

Jumat, 17 Februari 2012

Cara Membuat Laporan Magang Di Perusahaan (Perbaikan sistem kopling)

0 komentar
Setelah kemarin kita membahas tentan pengenalan jenis-jenis mobil
saat ini saya ingin melanjutkan membuat postingan tentang Perbaikan Sistem Kopling.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Prakerin
Sumber Daya manusia merupakan aspek yang sangat vital dalam perkembangan sebuah bangsa, oleh karena itu perlu adanya sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang salah satunya dapat ditempuh dengan jalan pendidikan. Jalur pendidikan Menengah Atas yang dapat ditempuh untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang aktif, kreatif dan mandiri khusunya pada dunia kerja adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Dewasa ini kebutuhan untuk memperoleh informasi sangat meningkat, dan semua ini dikarenakan oleh persaingan manusia atau kelompok/instansi yang sangat ketat demi kemajuan usahanya, sehingga hal ini berdampak terhadap beban setiap siswa karena mereka dituntut untuk mampu menggali informasi dari berbagai sumber.
Banyak sumber informasi yang dapat kita ketahui di era globalisasi ini, seperti: Internet, Media Cetak dan Elektronik, namun dari sekian banyak sumber informasi, yang paling penting untuk kita ikuti perkembangannya adalah informasi dari layanan jasa melalui Internet.
1
 
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang berorientasi langsung pada dunia kerja dan mendidik siswanya untuk siap bekerja serta profesional di bidangnya. Hal tersebut melatarbelakangi terselenggaranya sistem Praktek Kerja Industri (Prakerin), merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi para siswa, yang memadukan antara pendidikan di sekolah dengan pendidikan di dunia industri yang diperoleh dengan melakukan praktek kerja secara langsung dan terarah untuk menambah keahlian tertentu, serta dengan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini siswa dapat mengenal langsung dunia kerja sesuai dengan tujuan utama pendidikan kejuruan, yaitu mempersiapkan lulusan untuk dapat bekerja secara mandiri.
Selain itu penyusunan laporan Prakerin ini merupakan bagian dari tugas akhir Prakerin untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi akan keberhasilan program Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini.

1.2         Tujuan Pelaksanaan Prakerin
Praktek Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan penulis dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
a.       Memperoleh pendidikan untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional.
b.      Mengetahui perbedaan antara lingkungan Dunia Usaha/ Dunia Industri dengan lingkungan Sekolah
c.       Memberikan gambaran bagi penulis mengenai bagaimana cara bekerja yang baik dan benar.
d.      Menghasilkan siswa yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, dan etos kerja sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
e.       Sebagai salah satu syarat mengikuti UAN (Ujian Akhir Nasional)
f.       Memberi pengalaman, penghargaan dan pengakuan sebagai bagian dari proses pendidikan.
g.      Membangun serta menguji mental siswa/siswi di dunia kerja.

1.3         Kerangka Laporan
Dalam pembuatan kerangka laporan ini penulis sengaja memilih judul Sistem Transmisi Manual karena penulis merasa mampu mengembangkannya dan judul ini lebih sesuai dengan pelajaran yang diterima dari sekolah dalam Pendidikan Sistem Ganda (PSG) atau dunia usaha.
Dalam pembuatan kerangka laporan ini menguraikan tentang laporan yang terdiri dari :
1.      Bagian Persiapan
a.       Halaman Judul
b.      Halaman Pengesahan dari Pihak Sekolah
c.       Halaman Pengesahan dari Pihak Perusahaan
d.      Kata Pengantar
e.       Daftar Isi
f.       Daftar Gambar
2.      Pendahuluan
a.        Uraian Tentang Latar Belakang Prakerin
b.      Uraian Tentang Tujuan Prakerin
c.       Kerangka Laporan
3.      Uraian
a.       Umum
1)      Sejarah Perusahaan
2)      Struktur Perusahaan
3)      Kepegawaian
b.      Khusus
1)      Uraian Teori
2)      Uraian Praktek
4.      Penutup
a.       Kesimpulan
b.      Saran
5.      Daftar Pustaka

       

BAB II
URAIAN

2.1        UMUM
2.1.1        Sejarah Perusahaan
Bengkel Citra Makmur Automotive merupakan usaha yang bergerak di bidang perbaikan dan pembaharuan, khususnya pengecatan dengan oven system, perbaikan body {body repair), pengelasan (welding), pendempulan, dan pengetokan. Usaha ini berdiri sejak Oktober 2008, dan hingga saat ini tetap bertahan ditengah persaingan usaha yang semakin ketat. Berpedoman pada motto usaha memberikan kepuasan semaksimal mungkin kepada customer, kami yakin kedepannya mampu menembus pangsa pasar yang lebih luas lagi.
Kepuasan customer terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan merupakan komitmen yang senantiasa kami berikan kepada setiap customer. Kami tidak menjanjikan yang baik, tetapi kami memberikan hasil terbaik. Dengan standar pekerjaan yg berkualitas, kerja keras serta dedikasi yang tinggi dari para karyawan, kami mampu memenuhi kepuasan customer seperti yang diharapkannya.

2.1.2        Struktur Organisasi









Coorporate Leader
SURYA PRAJA
 





Warehouse & Equipment
UCOK
 


 










2.1.3        Kepegawaian
Pegawai/pekerja yang diharapkan pemimpin harus :
1.      Profesional, pegawai harus mempunyai kepandaian dan keahlian dalam bidang pengoperasian komputer
2.      Harus menjunjung tingi Pancasila
3.      Bermasyarakat, pegawai/pekerja harus ramah kepada masyarakat/konsumen dan juga harus sabar setiap menyelesaikan tugas serta harus teliti.
2.2        KHUSUS
2.2.1        Pengertian Kopling
Kopling (clutch) terletak di antara mesin dan transmisi. Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi.
Gambar 2.1. Konstuksi letak unit kopling (clutch) pada kendaraan

Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat minimal sebagai berikut :
a)      Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut berarti terjadinya proses pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.
b)      Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika kopling sudah menghubung penuh maka antara fly wheel dan plat koping tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%.
c)      Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada saat kita operasinalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak membutuhkan waktu.
2.2.2        Jenis-jenis kopling
1.      Kopling Gesek
Dinamakan kopling gesek karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada bidang gesek. Ditinjau dari bentuk bidang geseknya kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
(1)   Kopling piringan (disc clutch)
Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan atau disc.
(2)   Kopling konis (cone clutch)
Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis.
Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
(1)   Kopling plat tunggal
Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanya satu.

Gambar 2.2. Konstruksi unit kopling plat tunggal
(2)   Kopling plat ganda/ banyak
Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu.
Gambar 2.3. Konstruksi unit kopling plat ganda
Gambar 2.4. Konstruksi unit kopling plat banyak

Gambar 2.5. Plat kopling pada unit kopling plat banyak
Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan menimbulkan panas, sehingga memerlukan media pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/media kerja, kopling dibedakan menjadi:

(1)   Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam cairan/ minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada jenis atau tipe plat banyak, dimana kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya panjang, sehingga banyak terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.
(2)   Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak terendam cairan/ minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/ minyak).
Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan. Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi :
(1)   Kopling pegas spiral
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan : penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan. Sedangkan kekurangannya : penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral ini digunakan pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran lambat.
Gambar 2.6. Kopling gesek dengan pegas spiral
(2)   Kopling pegas diaphragma
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma. Penggunaan pegas diaphragma mengatasi kekurangan dari pegas spiral. Namun pegas diaphragma mempunyai kekurangan : kontruksinya tidak sekuat pegas spiral dan kurang responsive (kerjanya lebih lambat), sehingga kebanyakan kopling pegas diaphragm ini digunakan pada kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan.
Gambar 2.7. Kopling gesek pegas diaphragm
Konstruksi kopling Gesek
Gambar 2.8. Kopling gesek tipe plat tunggal
(1)   Plat Kopling (Disc clutch)
Gambar 2.9. Plat kopling
Plat kopling adalah komponen unit kopling yang berfungsi menerima dan meneruskan tenaga mesin dari roda penerus dan plat penekan ke input shaft transmisi. Bagian-bagian plat kopling terlihat pada gambar 3. Plat kopling dipasangkan pada alur-alur input shaft transmisi. Bagian plat kopling yang beralur dan berhubungan dengan input shaft transmisi dinamakan clutch hub. Kampas kopling (facing) dipasangkan pada plat kopling untuk memperbesar gesekan. Kampas kopling dipasangkan pada cushion plate dengan dikeling.
Cushion plate dipasangkan pada plat kopling juga dengan dikeling. Hentakan saat kopling mulai meneruskan putaran dan pada saat akselerasi dan deselerasi diredam oleh torsion dumper. Terdapat dua jenis torsion dumper yakni torsion rubber dumper dan torsion spring dumper.
(2)   Rumah kopling, plat penekan dan pegas penekan
Gambar 2.10. Rumah kopling tipe boss drive
Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas penekan dan rumah kopling. Ditinjau dari konstruksinya clutch cover dibedakan menjadi tiga yakni: boss drive type clutch cover, radial strap type clutch cover dan corded strap drive tipe clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dipasangkan pada rumah kopling dengan boss sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan tenaga tidak bias lembut. Tipe radial strap type clutch cover dan corded strap drive tipe clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dihubungkan ke rumah kopling oleh strap (plat baja) dalam arah radial dari boss. Tipe corded strap drive plat penekan ditahan oleh tiga buah plat pada rumah kopling sehingga daya elastisitas plat tersebut memungkinkan perpindahan tenaga terjadi dengan lembut.
Gambar 2.11. Rumah kopling tipe radial strap drive dan chorded strap
Cara kerja kopling gesek
Kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga secara halus dari mesin ke transmisi melalui adanya gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan. Kekuatan gesekan diatur oleh pegas penekan yang dikontrol oleh pengemudi melalui mekanisme penggerak kopling.
Jika pedal kopling ditekan penuh, tekanan pedal tersebut akan diteruskan oleh mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan melawan tekanan pegas penekan sehingga plat kopling tidak mendapat tekanan. Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan tidak terjadi sehingga putaran mesin tidak diteruskan.
Jika pedal kopling ditekan sebagian/ setengah, tekanan pedal tersebut akan diteruskan oleh mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan melawan sebagain/ setengah tekanan pegas penekan sehingga tekanan plat penekan ke fly wheel berkurang, sehingga plat kopling akan slip. Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan kecil sehingga putaran dan daya mesin diteruskan sebagian.
Apabila pedal dilepaskan maka gaya pegas akan kembali mendorong dengan penuh plat penekan. Plat penekan menghimpit plat kopling ke fly wheel dengan kuat sehingga terjadi gesekan kuat dan berputar bersamaan. Dengan demikian putaran dan daya mesin diteruskan sepenuhnya (100%) tanpa slip.
Gambar 2.12. Cara kerja kopling
2.      Kopling Magnet
Dinamakan kopling magnet karena untuk melakukan pemindahan daya dengan memanfaatkan gaya magnet. Magnet yang digunakan adalah magnet remanent yang dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik ke dalam sebuah lilitan kawat pada sebuah inti besi. Listrik yang dibangkitkan atau tersedia dikendaraan adalah listrik arus lemah sehingga magnet yang dibangkitkan tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai kopling pemindah daya utama. Kopling jenis ini kebanyakan hanya digunakan sebagai kopling pada kompresor air conditioner (AC).
Gambar 2.13. Konstuksi unit kopling magnet
3.      Kopling Satu Arah (one way clutch/ free wheeling clutch/ over runing clutch)
Kopling satu arah merupakan kopling otomatis yang memutus dan menghubungkan poros penggerak (driving shaft) dan yang digerakkan (driven shaft) tergantung pada perbandingan kecepatan putaran sudut dari poros-poros tersebut. Jika kecepatan driving lebih tinggi dari driven, kopling bekerja menghubungkan driving dan driven. Jika kecepatan driving lebih rendah dari driven, kopling bekerja memutuskan driving dan driven. Ada dua jenis one way clutch yakni sprag type dan roller type.
Gambar 2.14. Kopling satu arah tipe sprag dan tipe roller

4.      Kopling Hidrolik
Dinamakan kopling hidrolik karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan menempatkan cairan/ minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang diputar, sehingga cairan akan terlempar/bersirkulasi oleh adanya gaya sentrifugal akibat putaran sehingga fluida mempunyai tenaga hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah yang digunakan sebagai penerus/ pemindah tenaga.
Gambar 2.15. Konstuksi unit kopling fluida
Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah : pump impeller, turbin runner dan stator. Pump impeller merupakan mekanisme pompa yang membangkitkan tenaga hidrolis pada fluida. Turbin runner adalah mekanisme penangkap tenaga hidrolis fluida yang dibangkitkan pump impeller. Stator adalah mekanisme pengatur arah aliran fluida agar tidak terjadi aliran yang merugikan tetapi justru aliran yang menguntungkan sehingga didapatkan peningkatan momen/ torsi.
2.2.3        Pembongkaran, Pemeriksaan, Penggantian dan Pemasangan Kopling
Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar, memeriksa, memperbaiki dan memasang kembali unit kopling dan komponen-komponennya.

  1. Pembongkaran
Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling haruslah terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain yang terkait/ menghalangi, antara lain:
1.      Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
2.      Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
3.      Unit transmisi dan sistem pemindahnya
Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit release bearing dan release fork akan terbawa pada rumah transmisi, sehingga secara mudah dapat dilepaskan dengan melepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudian tarik keluar porosnya dari rumah transmisi. Release fork dan release bearing akan terlepas.
Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi dilepas. Langkah-langkahnya adalah :
1.      Buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel
2.      Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk menahan plat kopling pada tempatnya
3.      Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel dengan urutan menyilang secara bertahap dan merata, sampai tekanan tidak ada tekanan pegas
4.      Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan clutch cover dan clutch disc
Gambar 2.16. Pembongkaran unit kopling
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
1.      Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai clutch disc terjatuh.
2.      Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure plate dan fly wheel. Jangan sampai terkena minyak atau gemuk.
3.      Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang dapat mengganggu kinerja kopling.
Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat penekan dapat dengan mudah dibingkar, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover menahan tekanan pegas kopling.
Gambar 2.17. Penekanan clutch cover unit kopling
2.      Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel maupun baut penahan penyetel tinggi tuas pembebas
3.      Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover
Gambar 2.18. Pembuatan tanda pada clutch cover dan fly wheel
4.      Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.
5.      Lepaskan clutch cover
6.      Lepaskan pegas-pegas penekan
Gambar 2.19. Melepas clutch cover unit kopling
7.      Lepaskan pin dan release lever
Gambar 2.20. Melepas clutch cover unit kopling
  1. Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling
(1)   Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya. Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara fisual, adalah  dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.
Gambar 2.21. Pengujian release bearing
Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai berikut :
(a)    Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti!
(b)   Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada semua arah untuk memastikan self-centering system agar tidak tersangkut. Hub dab casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan yang baru!
(2)   Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
(a)    Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, sebainya diganti.
Gambar 2.22. Pemeriksaan keausan pegas
(b)   Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!
Gambar 2.23. Pengukuran keausan pegas
(c)    Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge).
Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
Gambar 2.24. Pemeriksaan kerataan tinggi pegas
(d)   Pemeriksaan dengan dial indikator
Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5mm.
Gambar 2.25. Pemeriksaan kerataan tinggi pegas
(e)    Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan
Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku manual). Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.
Gambar 2.26. Pengukuran panjang dan kesikuan pegas penekan
(f)    Pemeriksaan tegangan pegas penekan
Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.
Gambar 2.27. Pengukuran tegangan pegas penekan
(g)   Perbaikan/ penyetelan
Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :
1.      Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST seperti terlihat pada gb. berikut!
Gambar 2.28. Penyetelan kerataan tinggi pegas

2.      Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.
Gambar 2.29. Penyetelan kerataan tinggi tuas pembebas

(3)   Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
(a)    Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
(b)   Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straight edge dan filler gauge. Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.
Gambar 2.30. Pengukuran kerataan plat penekan
(c)    Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.
(4)   Plat Kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
(a)    Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
(b)   Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keeling dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
Gambar 2.31. Pengukuran kedalaman paku keling
Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru dengan urutan menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan keolengan plat kopling dengan bantuan roller instrumen dan dial indikator.
(c)    Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper.
Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.
(d)   Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub.
Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
(e)    Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indikator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.
Gambar 2.32. Pengukuran run-out plat kopling
(5)   Fly Wheel
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
(a)    Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.
(b)   Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan kerusakan. Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring gear lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin press. Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.
(c)    Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indicator periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel.
Gambar 2.33. Pengukuran run-out fly wheel
(d)   Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.
Gambar 2.34. Pemeriksaan pilot bearing
Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama dengan SSt sliding hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.
Gambar 2.35. Melepas dan Memasang pilot bearing
  1. Pemasangan
Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling. Pemasangan adalah dengan urutan sebagai berikut :
(a)    Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.
(b)   Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.
(c)    Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan posisi yang tepat.
(d)   Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover
(e)    Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan sehingga pegas penekan tertekan sehingga baut pemegang/penyetel pressure lever dapat dipasangkan.
Gambar 2.36. Pemasangan unit kopling
(f)    Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling dan unit kopling dapat dilakukan. Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut :
(a)    Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch hub).
(b)   Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling.
Gambar 2.37. Pemasangan center clutch
(c)    Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.
(d)   Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang telah kita buat pada saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.
(e)    Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
(f)    Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap.
Mulailah pengerasan dari baut yang paling dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan, pastikan lagi posisi plat kopling dengan mengatur posisi center clutch.
(g)   Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.
Gambar 2.38. Pemasangan unit kopling
Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release lever shaft, release lever dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/grease khusus pada beberapa bagian yang bergesekan.
Pastikan bahwa pengunci release fork terhadap porosnya dan release bearing terhadap release fork terpasang dengan baik.
Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/pasang unit transmisi, unit pemindah transmisi, propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan release cylinder.

BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
Kopling (clutch) terletak di antara mesin dan transmisi. Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi.
Jenis-jenis kopling
1.      Kopling Gesek
Ditinjau dari bentuk bidang geseknya kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
·         Kopling piringan (disc clutch)
·         Kopling konis (cone clutch)
Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis.
Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
·         Kopling plat tunggal
·         Kopling plat ganda/ banyak
2.      Kopling Magnet
3.      Kopling satu arah


3.2        Saran
Dalam melakukan pembongkaran kopling selalu harus memperhatikan:
1.      Persiapan peralatan untuk pembongkaran
2.      Mempersiapkan suku cadang pengganti
3.      Memperhatikan komponen yang akan di buka
4.      memisahkan antara komponen yang masih bagus dengan yang akan diganti
5.      Memahami fungsi dan guna komponen
6.      Memasang kembali dengan teliti sesuai dengan posisi komponen masing-masing




DAFTAR PUSTAKA
 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Prakerin
Sumber Daya manusia merupakan aspek yang sangat vital dalam perkembangan sebuah bangsa, oleh karena itu perlu adanya sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang salah satunya dapat ditempuh dengan jalan pendidikan. Jalur pendidikan Menengah Atas yang dapat ditempuh untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang aktif, kreatif dan mandiri khusunya pada dunia kerja adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Dewasa ini kebutuhan untuk memperoleh informasi sangat meningkat, dan semua ini dikarenakan oleh persaingan manusia atau kelompok/instansi yang sangat ketat demi kemajuan usahanya, sehingga hal ini berdampak terhadap beban setiap siswa karena mereka dituntut untuk mampu menggali informasi dari berbagai sumber.
Banyak sumber informasi yang dapat kita ketahui di era globalisasi ini, seperti: Internet, Media Cetak dan Elektronik, namun dari sekian banyak sumber informasi, yang paling penting untuk kita ikuti perkembangannya adalah informasi dari layanan jasa melalui Internet.
1
 
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang berorientasi langsung pada dunia kerja dan mendidik siswanya untuk siap bekerja serta profesional di bidangnya. Hal tersebut melatarbelakangi terselenggaranya sistem Praktek Kerja Industri (Prakerin), merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi para siswa, yang memadukan antara pendidikan di sekolah dengan pendidikan di dunia industri yang diperoleh dengan melakukan praktek kerja secara langsung dan terarah untuk menambah keahlian tertentu, serta dengan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini siswa dapat mengenal langsung dunia kerja sesuai dengan tujuan utama pendidikan kejuruan, yaitu mempersiapkan lulusan untuk dapat bekerja secara mandiri.
Selain itu penyusunan laporan Prakerin ini merupakan bagian dari tugas akhir Prakerin untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi akan keberhasilan program Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini.

1.2         Tujuan Pelaksanaan Prakerin
Praktek Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan penulis dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
a.       Memperoleh pendidikan untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional.
b.      Mengetahui perbedaan antara lingkungan Dunia Usaha/ Dunia Industri dengan lingkungan Sekolah
c.       Memberikan gambaran bagi penulis mengenai bagaimana cara bekerja yang baik dan benar.
d.      Menghasilkan siswa yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, dan etos kerja sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
e.       Sebagai salah satu syarat mengikuti UAN (Ujian Akhir Nasional)
f.       Memberi pengalaman, penghargaan dan pengakuan sebagai bagian dari proses pendidikan.
g.      Membangun serta menguji mental siswa/siswi di dunia kerja.

1.3         Kerangka Laporan
Dalam pembuatan kerangka laporan ini penulis sengaja memilih judul Sistem Transmisi Manual karena penulis merasa mampu mengembangkannya dan judul ini lebih sesuai dengan pelajaran yang diterima dari sekolah dalam Pendidikan Sistem Ganda (PSG) atau dunia usaha.
Dalam pembuatan kerangka laporan ini menguraikan tentang laporan yang terdiri dari :
1.      Bagian Persiapan
a.       Halaman Judul
b.      Halaman Pengesahan dari Pihak Sekolah
c.       Halaman Pengesahan dari Pihak Perusahaan
d.      Kata Pengantar
e.       Daftar Isi
f.       Daftar Gambar
2.      Pendahuluan
a.        Uraian Tentang Latar Belakang Prakerin
b.      Uraian Tentang Tujuan Prakerin
c.       Kerangka Laporan
3.      Uraian
a.       Umum
1)      Sejarah Perusahaan
2)      Struktur Perusahaan
3)      Kepegawaian
b.      Khusus
1)      Uraian Teori
2)      Uraian Praktek
4.      Penutup
a.       Kesimpulan
b.      Saran
5.      Daftar Pustaka

       

BAB II
URAIAN

2.1        UMUM
2.1.1        Sejarah Perusahaan
Bengkel Citra Makmur Automotive merupakan usaha yang bergerak di bidang perbaikan dan pembaharuan, khususnya pengecatan dengan oven system, perbaikan body {body repair), pengelasan (welding), pendempulan, dan pengetokan. Usaha ini berdiri sejak Oktober 2008, dan hingga saat ini tetap bertahan ditengah persaingan usaha yang semakin ketat. Berpedoman pada motto usaha memberikan kepuasan semaksimal mungkin kepada customer, kami yakin kedepannya mampu menembus pangsa pasar yang lebih luas lagi.
Kepuasan customer terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan merupakan komitmen yang senantiasa kami berikan kepada setiap customer. Kami tidak menjanjikan yang baik, tetapi kami memberikan hasil terbaik. Dengan standar pekerjaan yg berkualitas, kerja keras serta dedikasi yang tinggi dari para karyawan, kami mampu memenuhi kepuasan customer seperti yang diharapkannya.

2.1.2        Struktur Organisasi









Coorporate Leader
SURYA PRAJA
 





Warehouse & Equipment
UCOK
 


 










2.1.3        Kepegawaian
Pegawai/pekerja yang diharapkan pemimpin harus :
1.      Profesional, pegawai harus mempunyai kepandaian dan keahlian dalam bidang pengoperasian komputer
2.      Harus menjunjung tingi Pancasila
3.      Bermasyarakat, pegawai/pekerja harus ramah kepada masyarakat/konsumen dan juga harus sabar setiap menyelesaikan tugas serta harus teliti.
2.2        KHUSUS
2.2.1        Pengertian Kopling
Kopling (clutch) terletak di antara mesin dan transmisi. Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi.
Gambar 2.1. Konstuksi letak unit kopling (clutch) pada kendaraan

Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat minimal sebagai berikut :
a)      Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut berarti terjadinya proses pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.
b)      Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika kopling sudah menghubung penuh maka antara fly wheel dan plat koping tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%.
c)      Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada saat kita operasinalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak membutuhkan waktu.
2.2.2        Jenis-jenis kopling
1.      Kopling Gesek
Dinamakan kopling gesek karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada bidang gesek. Ditinjau dari bentuk bidang geseknya kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
(1)   Kopling piringan (disc clutch)
Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan atau disc.
(2)   Kopling konis (cone clutch)
Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis.
Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
(1)   Kopling plat tunggal
Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanya satu.

Gambar 2.2. Konstruksi unit kopling plat tunggal
(2)   Kopling plat ganda/ banyak
Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu.
Gambar 2.3. Konstruksi unit kopling plat ganda
Gambar 2.4. Konstruksi unit kopling plat banyak

Gambar 2.5. Plat kopling pada unit kopling plat banyak
Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan menimbulkan panas, sehingga memerlukan media pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/media kerja, kopling dibedakan menjadi:

(1)   Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam cairan/ minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada jenis atau tipe plat banyak, dimana kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya panjang, sehingga banyak terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.
(2)   Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak terendam cairan/ minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/ minyak).
Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan. Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi :
(1)   Kopling pegas spiral
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan : penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan. Sedangkan kekurangannya : penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang, terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi dan komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral ini digunakan pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran lambat.
Gambar 2.6. Kopling gesek dengan pegas spiral
(2)   Kopling pegas diaphragma
Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma. Penggunaan pegas diaphragma mengatasi kekurangan dari pegas spiral. Namun pegas diaphragma mempunyai kekurangan : kontruksinya tidak sekuat pegas spiral dan kurang responsive (kerjanya lebih lambat), sehingga kebanyakan kopling pegas diaphragm ini digunakan pada kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan.
Gambar 2.7. Kopling gesek pegas diaphragm
Konstruksi kopling Gesek
Gambar 2.8. Kopling gesek tipe plat tunggal
(1)   Plat Kopling (Disc clutch)
Gambar 2.9. Plat kopling
Plat kopling adalah komponen unit kopling yang berfungsi menerima dan meneruskan tenaga mesin dari roda penerus dan plat penekan ke input shaft transmisi. Bagian-bagian plat kopling terlihat pada gambar 3. Plat kopling dipasangkan pada alur-alur input shaft transmisi. Bagian plat kopling yang beralur dan berhubungan dengan input shaft transmisi dinamakan clutch hub. Kampas kopling (facing) dipasangkan pada plat kopling untuk memperbesar gesekan. Kampas kopling dipasangkan pada cushion plate dengan dikeling.
Cushion plate dipasangkan pada plat kopling juga dengan dikeling. Hentakan saat kopling mulai meneruskan putaran dan pada saat akselerasi dan deselerasi diredam oleh torsion dumper. Terdapat dua jenis torsion dumper yakni torsion rubber dumper dan torsion spring dumper.
(2)   Rumah kopling, plat penekan dan pegas penekan
Gambar 2.10. Rumah kopling tipe boss drive
Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas penekan dan rumah kopling. Ditinjau dari konstruksinya clutch cover dibedakan menjadi tiga yakni: boss drive type clutch cover, radial strap type clutch cover dan corded strap drive tipe clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dipasangkan pada rumah kopling dengan boss sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan tenaga tidak bias lembut. Tipe radial strap type clutch cover dan corded strap drive tipe clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dihubungkan ke rumah kopling oleh strap (plat baja) dalam arah radial dari boss. Tipe corded strap drive plat penekan ditahan oleh tiga buah plat pada rumah kopling sehingga daya elastisitas plat tersebut memungkinkan perpindahan tenaga terjadi dengan lembut.
Gambar 2.11. Rumah kopling tipe radial strap drive dan chorded strap
Cara kerja kopling gesek
Kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga secara halus dari mesin ke transmisi melalui adanya gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan. Kekuatan gesekan diatur oleh pegas penekan yang dikontrol oleh pengemudi melalui mekanisme penggerak kopling.
Jika pedal kopling ditekan penuh, tekanan pedal tersebut akan diteruskan oleh mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan melawan tekanan pegas penekan sehingga plat kopling tidak mendapat tekanan. Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan tidak terjadi sehingga putaran mesin tidak diteruskan.
Jika pedal kopling ditekan sebagian/ setengah, tekanan pedal tersebut akan diteruskan oleh mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan melawan sebagain/ setengah tekanan pegas penekan sehingga tekanan plat penekan ke fly wheel berkurang, sehingga plat kopling akan slip. Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan kecil sehingga putaran dan daya mesin diteruskan sebagian.
Apabila pedal dilepaskan maka gaya pegas akan kembali mendorong dengan penuh plat penekan. Plat penekan menghimpit plat kopling ke fly wheel dengan kuat sehingga terjadi gesekan kuat dan berputar bersamaan. Dengan demikian putaran dan daya mesin diteruskan sepenuhnya (100%) tanpa slip.
Gambar 2.12. Cara kerja kopling
2.      Kopling Magnet
Dinamakan kopling magnet karena untuk melakukan pemindahan daya dengan memanfaatkan gaya magnet. Magnet yang digunakan adalah magnet remanent yang dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik ke dalam sebuah lilitan kawat pada sebuah inti besi. Listrik yang dibangkitkan atau tersedia dikendaraan adalah listrik arus lemah sehingga magnet yang dibangkitkan tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai kopling pemindah daya utama. Kopling jenis ini kebanyakan hanya digunakan sebagai kopling pada kompresor air conditioner (AC).
Gambar 2.13. Konstuksi unit kopling magnet
3.      Kopling Satu Arah (one way clutch/ free wheeling clutch/ over runing clutch)
Kopling satu arah merupakan kopling otomatis yang memutus dan menghubungkan poros penggerak (driving shaft) dan yang digerakkan (driven shaft) tergantung pada perbandingan kecepatan putaran sudut dari poros-poros tersebut. Jika kecepatan driving lebih tinggi dari driven, kopling bekerja menghubungkan driving dan driven. Jika kecepatan driving lebih rendah dari driven, kopling bekerja memutuskan driving dan driven. Ada dua jenis one way clutch yakni sprag type dan roller type.
Gambar 2.14. Kopling satu arah tipe sprag dan tipe roller

4.      Kopling Hidrolik
Dinamakan kopling hidrolik karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan menempatkan cairan/ minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang diputar, sehingga cairan akan terlempar/bersirkulasi oleh adanya gaya sentrifugal akibat putaran sehingga fluida mempunyai tenaga hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah yang digunakan sebagai penerus/ pemindah tenaga.
Gambar 2.15. Konstuksi unit kopling fluida
Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah : pump impeller, turbin runner dan stator. Pump impeller merupakan mekanisme pompa yang membangkitkan tenaga hidrolis pada fluida. Turbin runner adalah mekanisme penangkap tenaga hidrolis fluida yang dibangkitkan pump impeller. Stator adalah mekanisme pengatur arah aliran fluida agar tidak terjadi aliran yang merugikan tetapi justru aliran yang menguntungkan sehingga didapatkan peningkatan momen/ torsi.
2.2.3        Pembongkaran, Pemeriksaan, Penggantian dan Pemasangan Kopling
Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar, memeriksa, memperbaiki dan memasang kembali unit kopling dan komponen-komponennya.

  1. Pembongkaran
Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling haruslah terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain yang terkait/ menghalangi, antara lain:
1.      Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
2.      Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
3.      Unit transmisi dan sistem pemindahnya
Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit release bearing dan release fork akan terbawa pada rumah transmisi, sehingga secara mudah dapat dilepaskan dengan melepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudian tarik keluar porosnya dari rumah transmisi. Release fork dan release bearing akan terlepas.
Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi dilepas. Langkah-langkahnya adalah :
1.      Buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel
2.      Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk menahan plat kopling pada tempatnya
3.      Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel dengan urutan menyilang secara bertahap dan merata, sampai tekanan tidak ada tekanan pegas
4.      Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan clutch cover dan clutch disc
Gambar 2.16. Pembongkaran unit kopling
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
1.      Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai clutch disc terjatuh.
2.      Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure plate dan fly wheel. Jangan sampai terkena minyak atau gemuk.
3.      Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang dapat mengganggu kinerja kopling.
Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat penekan dapat dengan mudah dibingkar, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover menahan tekanan pegas kopling.
Gambar 2.17. Penekanan clutch cover unit kopling
2.      Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel maupun baut penahan penyetel tinggi tuas pembebas
3.      Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover
Gambar 2.18. Pembuatan tanda pada clutch cover dan fly wheel
4.      Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.
5.      Lepaskan clutch cover
6.      Lepaskan pegas-pegas penekan
Gambar 2.19. Melepas clutch cover unit kopling
7.      Lepaskan pin dan release lever
Gambar 2.20. Melepas clutch cover unit kopling
  1. Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling
(1)   Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya. Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara fisual, adalah  dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.
Gambar 2.21. Pengujian release bearing
Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai berikut :
(a)    Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti!
(b)   Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada semua arah untuk memastikan self-centering system agar tidak tersangkut. Hub dab casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan yang baru!
(2)   Pegas Penekan dan Tuas Pembebas
Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
(a)    Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, sebainya diganti.
Gambar 2.22. Pemeriksaan keausan pegas
(b)   Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!
Gambar 2.23. Pengukuran keausan pegas
(c)    Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge).
Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
Gambar 2.24. Pemeriksaan kerataan tinggi pegas
(d)   Pemeriksaan dengan dial indikator
Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5mm.
Gambar 2.25. Pemeriksaan kerataan tinggi pegas
(e)    Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan
Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku manual). Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.
Gambar 2.26. Pengukuran panjang dan kesikuan pegas penekan
(f)    Pemeriksaan tegangan pegas penekan
Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.
Gambar 2.27. Pengukuran tegangan pegas penekan
(g)   Perbaikan/ penyetelan
Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :
1.      Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST seperti terlihat pada gb. berikut!
Gambar 2.28. Penyetelan kerataan tinggi pegas

2.      Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.
Gambar 2.29. Penyetelan kerataan tinggi tuas pembebas

(3)   Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
(a)    Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
(b)   Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straight edge dan filler gauge. Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.
Gambar 2.30. Pengukuran kerataan plat penekan
(c)    Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.
(4)   Plat Kopling
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
(a)    Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
(b)   Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keeling dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.
Gambar 2.31. Pengukuran kedalaman paku keling
Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru dengan urutan menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan keolengan plat kopling dengan bantuan roller instrumen dan dial indikator.
(c)    Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper.
Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.
(d)   Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub.
Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
(e)    Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indikator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.
Gambar 2.32. Pengukuran run-out plat kopling
(5)   Fly Wheel
Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :
(a)    Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.
(b)   Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan kerusakan. Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring gear lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin press. Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.
(c)    Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indicator periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel.
Gambar 2.33. Pengukuran run-out fly wheel
(d)   Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.
Gambar 2.34. Pemeriksaan pilot bearing
Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama dengan SSt sliding hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.
Gambar 2.35. Melepas dan Memasang pilot bearing
  1. Pemasangan
Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling. Pemasangan adalah dengan urutan sebagai berikut :
(a)    Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.
(b)   Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.
(c)    Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan posisi yang tepat.
(d)   Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover
(e)    Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan sehingga pegas penekan tertekan sehingga baut pemegang/penyetel pressure lever dapat dipasangkan.
Gambar 2.36. Pemasangan unit kopling
(f)    Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling dan unit kopling dapat dilakukan. Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut :
(a)    Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch hub).
(b)   Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling.
Gambar 2.37. Pemasangan center clutch
(c)    Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.
(d)   Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang telah kita buat pada saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.
(e)    Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
(f)    Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap.
Mulailah pengerasan dari baut yang paling dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan, pastikan lagi posisi plat kopling dengan mengatur posisi center clutch.
(g)   Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.
Gambar 2.38. Pemasangan unit kopling
Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release lever shaft, release lever dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/grease khusus pada beberapa bagian yang bergesekan.
Pastikan bahwa pengunci release fork terhadap porosnya dan release bearing terhadap release fork terpasang dengan baik.
Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/pasang unit transmisi, unit pemindah transmisi, propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan release cylinder.

BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
Kopling (clutch) terletak di antara mesin dan transmisi. Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi.
Jenis-jenis kopling
1.      Kopling Gesek
Ditinjau dari bentuk bidang geseknya kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
·         Kopling piringan (disc clutch)
·         Kopling konis (cone clutch)
Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis.
Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
·         Kopling plat tunggal
·         Kopling plat ganda/ banyak
2.      Kopling Magnet
3.      Kopling satu arah


3.2        Saran
Dalam melakukan pembongkaran kopling selalu harus memperhatikan:
1.      Persiapan peralatan untuk pembongkaran
2.      Mempersiapkan suku cadang pengganti
3.      Memperhatikan komponen yang akan di buka
4.      memisahkan antara komponen yang masih bagus dengan yang akan diganti
5.      Memahami fungsi dan guna komponen
6.      Memasang kembali dengan teliti sesuai dengan posisi komponen masing-masing




DAFTAR PUSTAKA